Keberagaman arsitektur hunian atau rumah berbagai suku di wilayah
kepulauan nusantara pada masa silam merupakan sebuah anugerah khusus
dari Tuhan Yang Maha Esa yang hanya dimiliki Indonesia. Anugerah ini
tidaklah dimiliki negara-negara lain di belahan dunia manapun, sehingga
patut kita sukuri, salah satunya dengan memperkenalkannya pada anak cucu
kita agar ia tetap lestari tak lekang oleh waktu.
1. Rumah
Adat Aceh
Rumah adat Aceh bernama rumah Krong Bade. Terkadang rumah ini juga
disebut dengan nama Rumoh Aceh. Krong Bade adalah sebuah rumah panggung dengan
tangga yang terletak dibadian depan. Material penyusunnya hampir 100% berasal
dari kayu. Adapun dalam proses pengerjaannya, rumah ini tidak dilakukan secara
sembarangan. Beragam ritual, mulai dari pemilihan hari baik, upacara kenduri,
dan pemilihan material dilakukan untuk mendapatkan rumah yang nyaman untuk
ditinggali. Bagi masyarakat Aceh, selain berfungsi sebagai alat pemenuhan
kebutuhan papan, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi sebagai identitas
budaya. Kendati begitu, saat ini kita akan semakin jarang menemukan rumah adat
ini saat berkunjung ke Aceh. Selain karena biaya pembuatannya yang lebih mahal
dibandingkan rumah modern, biaya perawatan rumah ini pun terbilang cukup besar.
2. Rumah
Adat Sumatera Utara
Rumah adat Sumatera Utara bernama Rumah Bolon. Rumah adat
khas suku Batak ini dulunya adalah tempat tinggal 13 raja yang berkuasa di
Sumatera Utara. Adapun bila dirunut dari gaya arsitekturnya, rumah bolon
terdiri atas beragam jenis. Ada rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Toba, rumah
Bolon Karo, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Mandailing, dan rumah Bolon Angkola.
Jenis-jenis arsitektur rumah Bolon tersebut sangat dipengaruhi oleh kearifan
dan kondisi alam Sumatera Utara yang begitu luas. Bentuk Rumah Bolon sendiri
sama seperti rumah adat Sumatera lainnya, yaitu berwujud rumah panggung dengan
tangga di bagian depannya. Yang unik, jika dilihat dari atas rumah bolon akan
membentuk segi empat. Bentuk inilah yang menjadi ciri khas dari setiap jenis
rumah Bolon.
3. Rumah
Adat Riau
Rumah adat Riau bernama Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar atau Balai
Selaso Jatuh. Sesuai namanya, rumah adat ini bukanlah diperuntukan sebagai
tempat tinggal bagi masyarakat Melayu Riau. Ia lebih digunakan sebagai balai
pertemuan bagi setiap tetua adat untuk melakukan musyawarah atau rapat-rapat
adat. Kendati bukan berfungsi rumah tinggal, rumah adat Selaso Jatuh Kembar
tetaplah terbagi atas beberapa sekat ruangan. Ada ruangan tempat bersila
(digunakan untuk pertemuan) yang berukuran lebih luas, ada dapur, dan ada kamar
tidur.
4. Rumah
Adat Sumatera Barat
Rumah adat Sumatera Barat bernama Rumah Gadang. Tidak
banyak yang tahu bahwa rumah Gadang sebetulnya memiliki beberapa julukan dan
sebutan lain, seperti Rumah Rumah Bagonjong, Rumah Baanjuang, dan Rumah Gadang.
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan arsitektur dan bentuk rumah yang satu
ini. Di setiap penjuru kota, kita dapat melihat gambar Rumah Gadang di setiap
rumah makan khas Padang. Yang unik, rumah adat tradisional Minangkabau ini terletak
di bagian atapnya yang menjulang seperti tanduk kerbau. Selain itu, motif
geometris yang menghiasi dinding rumah adat ini juga tak kalah artistik.
5. Rumah
Adat Kepulauan Riau
Rumah adat Kepulauan Riau bernama Rumah Belah Bubung.
Dinamai demikian karena rumah ini memiliki atap atau bubungan yang terbelah
menjadi 2 sama besar. Seperti kebanyakan rumah adat Melayu lainnya, rumah Belah
Bubung juga memiliki wujud rumah panggung dengan tangga tepat berada di bagian
depannya. Adapun bila dirunut lebih mendalam, rumah Belah Bubung sejatinya
memiliki beberapa jenis lain berdasarkan bentuk dari atapnya. Ada rumah atap
layar (disebut juga ampar labu, atap bagian bawah ditambah dengan atap lain),
rumah lipat pandan (atapnya curam), rumah lipat kajang (atapnya agak datar),
rumah perabung panjang (perabung atapnya sejajar jalan raya), dan rumah
perabung melintang (perabung atapnya tidak sejajar jalan raya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar